Sabtu, 10 September 2016

Cerdas Kelola Emosi dengan Baik dan Tepat!

Termasuk juga pada pasangan suami-istri. Bukan cuma urusan pekerjaan, yang bisa membuat emosi negatif dibawa-bawa ke rumah dan dilampiaskan pada pasangan, tapi juga hal-hal yang menyulit pertengkaran yang semestinya bisa dihilangkan.

Contohnya yang terjadi pada Alisa. Bangun jam 6 pagi untuk menyiapkan menu sarapan sebelum ketika weekend, Alisa agak sebal kalau Budi sulit dibangunkan. Memang, sih, rasanya pasti ngantuk banget. "Tapi aku, kan, maunya ada obrolan di meja makan sambil sarapan bareng. Bukannya kaya bos, bangun, makan, langsung tidur," keluh Alisa dalam hati.

Masih banyak contoh lainnya dimana suami-istri juga didera ujian menahan emosi. Termasuk pada pihak di luar keluarga inti seperti mertua atau ipar. Tapi sebenarnya apa saja, sih, jenis emosi yang kerap dialami dalam hubungan suami-istri? Antara lain rasa ingin dicintai, dihargai, dibutuhkan, dihormati, didengarkan, dan tentu saja rasa aman.

Naomi Ernawati Lestari, M.Psi, psikolog klinis dewasa dari klinik Ligthouse Jakarta pun menjelaskan, sebelum memberi respons, bijaknya kita mengenali betul sifat pasangan. Ditambah, situasi apa saja yang biasanya dapat menyulut emosi sebagai suami-istri.

"Begitu pula dengan emosi kamu, apa yang kamu butuhkan secara emosi, bagaimana mengekspresikannya dengan tepat, dan apa yang kamu harapkan?" katanya. Sebab ekspektasi menjadi salah satu faktor pencetus emosi negatif dalam rumah tangga. Misalnya yang terjadi pada Alisa di atas. Jadi, dengan cara berkomunikasi pastikan kebutuhan emosi kamu terpenuhi atau setidaknya dibicarakan kepada pasangan.

Sebab jika terus dipendam dan dibiarkan berlarut-larut, efek terburuk dari emosi adalah kamu merasa stres, depresi, atau malah timbul penyakit. "Emosi adalah hal yang penting untuk diekspresikan dengan tepat. Jika tidak diekspresikan maka akan menyebabkan masalah psikologis yang lebih berat."

Namun, menurut Naomi di sisi lain emosi memang tidak selalu negatif. Ada emosi yang positif, seperti rasa bahagia, senang. Bahkan, emosi negatif pun mempunyai sisi positif. "Misal, rasa sedih membuat kamu memperhatikan diri kamu dan hal-hal di sekitar kamu, rasa pesimis membuat kamu mempersiapkan diri dengan lebih baik, rasa bersalah mengembangkan rasa moral kamu, rasa cemas membuat kamu berusaha mengatasi masalah," ujar ibu satu anak ini.

3 Tahap Redam Emosi

Terkadang emosi datang tiba-tiba dan mampu membuat seseorang lepas kendali. Soal ini, kata Noami, ada cara bagi tiap individu untuk mengenali lebih dulu hal-hal yang berpotensi memancing amarah kamu. Jika ada yang bilang berhitung 1 hingga 10 dalam hati bisa membantu kamu menenangkan diri, perempuan yang hobi menulis ini juga memberi kiat bagaimana tahapan emosi itu bisa diredam dengan cara berikut:

Identifikasikan emosinya
Apa yang kamu rasakan? Setiap orang mempunyai emosi yang menyebabkan rasa yang berbeda-beda di tubuh. Sensasinya bisa berbeda-beda. Perhatikan sensasinya dan apakah emosi yang menyebabkannya. Misalnya kalu perut mulas, mungkin emosi yang kamu rasakan adalah cemas, ketika bahu pegal, ternyata kamu sedang tegang.

Pahami alasan emosi itu terjadi dan apa pesannya
Misalnya ketika kamu marah, hal itu terjadi karena seseorang melanggar batas atau kamu merasa tidak dihormati, atau kamu merasa diabaikan. Ketika kamu sudah paham apa saja yang kamu rasakan, baru kamu bisa melakukan tindakan tertentu.

Lakukan sesuatu
Apaya yang perlu kamu lakukan kalau merasakan emosi? Misal, seseorang membuat kamu marah, apa yang ingin kamu sampaikan, tindakan apa yang akan kamu lakukan, seberapa marahnya kamu?

6 Cara Cerdas Kelola Emosi

Kesal, sedih, dan merasakan jenis emosi yang lain adalah hal normal pada setiap manusia. Yang membedakan adalah mampukah kamu menyalurkan dengan cara yang cerdas dan menguntungkan?

1. Jangan Reaktif

Langsung bereaksi ketika sedang merasakan emosi negatif bisa jadi akan berbuat kesalahan. Kamu bisa saja mengatakan atau melakukan sesuatu yang kamu sesali nantinya.

2. Minta ketenangan pada Tuhan

Iman dapat menyelamatkan kamu dalam situasi-situasi yang kelam. Mendekatkan diri pada Tuhan akan menolong kamu melewati berbagai cobaan dengan lebih mudah. Ketika emosi menguasai kamu, tutup mata, fokus hanya pada solusi positif dari masalah kamu, dan minta Tuhan menunjukan jalan yang terbaik, salat.

3. Temukan cara yang sehat untuk mengeluarkan emosi

Emosi tidak seharunya dipendam. Telepon atau temui seseorang yang kamu percaya dan ceritakan kepada mereka mengenai emosi kamu. Kadang-kadang kamu tidak terlalu perlu mengatasi masalahnya, tetapi didengarkan emosinya. Setelah itu kamu akan merasa lebih lega. Selain itu, kamu bisa melupakan emosi kamu dengan olahraga atau menulis. Temukan cara yang paling tepat untuk kamu.

4. Lihat gambaran besarnya

Setiap kejadian di dalam hidup kita, baik ataupun buruk, ada tujuannya. Lebih bijaksana berarti bisa melihat apa makna di balik setiap masalah. Mungkin sekarang kamu tidak mengerti dan merasa marah atau kecewa, tapi suatu saat kamu akan melihatnya.

5. Tukar pikiran kamu

Emosi negatif menyebabkan perilaku yang negatif. Setiap kamu merasa emosi yang membuat kamu merasa dan berpikir sesuatu yang buruk, paksakan mengubah semua itu dengan pikiran yang lain. Bayangkan resolusi ideal untuk masalah kamu, pikirkan seseorang yang membuat kamu bahagia, ingat hal-hal yang membuat kamu bahagia.

6. Maafkan penyebab emosi kamu

Penyebab emosi kamu mungkin suami, mertua, atau anggota keluarga lain. Ketika kamu memaafkan, kamu akan merasa terbebas dari perasaan buruk dan merasa lebih baik. Tidak percaya? Buktikan saja!

Maafin Aku ya, Sayang?

Penyesalan selalu hadir di akhir, kalau diawal namanya pendaftaran heheheh. Hal itu terjadi usai meluapkan amarah pada pasangan. Bukan tak mungkin kamu atau pasangan saat itu tak mampu mengendalikan ucapan menyakitkan yang membekas di hati. Duh, untuk menebus rasa sesal ini bagaimana caranya meminta maaf atau sebaliknya, mampukah diri memaafkannya?

Naomi menyarankan agar terlebih dahulu menelusuri, apa, sih, sebenarnya yang jadi permasalahan? Lalu jangan abai pada sikap-sikap ini ketika permintaan maaf itu datang:

Lihat apa yang menyebabkan pertengkaran
Kelihatannya kamu bertengkar soal uang, anak, atau hal lainnya, tapi sebenarnya mungkin saja ada hal lain yang belum sepenuhnya diekspresikan. Mengidentifikasikan apa yang sebenarnya kamu rasakan dapat membantu kamu lebih tenang dan berbaikan dengan pasangan.

Komunikasikan apa perasaan kamu
Apa yang menganggu kamu sehingga merasa emosi negatif. Rasakanlah dan buanglah.

Bertanggung jawab
Apakah kamu memarahi pasangan? Berusaha mengontrol segala sesuatu? Berusaha mendapatkan apa yang kamu inginkan dengan marah-marah? Seringkali kita melakukan hal ini, Cobalah untuk mengatakannya tanpa berusaha menyelahkan siapapun sehingga kamu bisa membuka dialog dengan baik.

Rendah Hati
Kadang-kadang jika kamu meminta maaf untuk sesuatu yang anda kamu lakukan, maka bisa membuat pasangan menjadi tenang dan dia akan meminta maaf juga.

Jangan berusaha menjadi selalu benar
Tidak perlu selalu ingin benar memenangkan argumen dalam pertengkaran.

Hargai pasangan kamu
Hargai pasanganmu dengan tetap menjaga nama baik hubungan kalian sendiri.

Buat batasan
Jika bertengkar, buatlah batasan apa yang tidak boleh diucapkan dan dilakukan, misal tidak mengucapkan kata-kata kasar atau melakukan kekerasan.

Jika pasangan memendam perasaan, berilah ia waktu untuk menenangkan dirinya dahulu
Mungkin ia juga butuh waktu untuk memahami apa yang ia rasakan. Jika dirasa ia sudah tenang, mulailah dari kamu yang membuka diri dan katakan apa yang kamu rasakan, dengan nada yang lembut dan tanpa menghakimi. Dengan begitu ia akan lebih terbuka dalam mengeluarkan emosinya.


EmoticonEmoticon