Sukses berperan dalam beberapa film komedi, Nirina Zubir kembali terlibat dalam pemeran utama film drama keluarga. Bagi aktirs dan juga ibu dua orang anak ini, film terbarunya ini sarat akan pesan positif untuk keluarga.
Setelah tiga film layar lebar terakhirnya bergenre komedi, kali ini Nirina membintangi film drama keluarga berjudul Aku Ingin Ibu Pulang. Wanita yang akrab disapa Na itu berperan sebagai Satri, seorang ibu yang menjalani kehidupan yang serba sulit, karena himpitan ekonomi. Apapun rela Santri lakukan demi keluarga tercinta.
Namun karena sebuah masalah, Satri akhirnya meninggalkan suaminya (Teuku Rifnu) dan anak semata wayangnya, Jempol Budiman (Jefan Nathanio). Jempol kemudian berusaha keras mencari ibunya yang telah pergi.
Khawatir Alis Tak Tumbuh Lagi
Melihat imej Nirina yang bermain dalam film komedi seperti Get Married dan Comic 8, lalu apa yang membuatnya bersedia bermain film drama melankolis? Menurut Nirina, ia memang ingin keluar dulu dari film bergenre komedi dan mencoba dengan genre lainnya.
"Dari dulu, tuh, I love drama. Karena, kapan lagi kita tiba-tiba nangis tanpa bilang. 'Orang gila, orang gila' ha ha ha. Ini, tuh, kesempatan yang pas banget dateng dan Na benar-benar senang. Karena kurang lebih 1,5 tahun, aku nolak untuk main film, karena tawaran yang masuk mostly komedi. Aku pengin keluar dulu dari situ. Biasanya komedi, komedi dan komedi. So I have to get out. Ini kaya udara segar, pintu surga di depan mata," ungkap Nirinia.
Bahkan untuk berperan sebagai Satri, Nirina pun rela mengecat rambutnya setiap hari untuk kepentingan proses syuting. Sehari-hari, perempuan kelahiran 12 Maret 1980 ini memang memiliki rambut berwarna merah, sementara sosok Satria digambarkan berambut hitam. Akhirnya, Nirina pun terpaksa merelakan rambutnya diwarnai secara manual dengan pewarna rambut harian sehingga rambutnya menjadi hitam.
Selain rambut, Nirina juga sempat meminta Sang Sutradara, Monty Tiwa untuk mencukur kedua alisnya hingga tak tersisa, lalu menggambarnya lagi dengan guratan tipis segaris. Tujuannya agar sosok Satri sebagai perempuan melankolis ekstremnya tersebut engan dikabulkan sang sutradara, karena khawatir alis Nirina benar-benar hilang dan tak bisa tumbuh kembali seperti semula.
Perjuangan Seorang Ibu
Nirina juga mengaku mendapat banyak pengalaman dan pelajaran yang bisa dipetik dari film ini. Menurutnya, film ini menggambarkan perjuangan seorang ibu yang rela mengorbankan dan menghalalkan segala cara untuk menjaga dan melindungi keluarganya. Apapun dilakukan meski berisiko besar bagi dirinya.
Melihat hal itu, Nirina pun menilai bahwa film tersebut sangat baik untuk ditonton dan dijadikan pelajaran bagi orangtua dan anak.
Nirina juga merasa bahwa film yang mengambil lokasi syuting di perkampungan di kawasan Bendungan Hilir ini bertujuan untuk mengajak anak bersyukur dan menghargai apa yang dimiliki. Terutama di era global ini, banyak anak-anak yang justru acuh tak acuh pada dua orangtuanya, sementara orangtua pun sibuk di luar rumah, sehingga mengabaikan anak.
"Kadang kita suka take it for granted. Orangtua ada di rumah pun mau pamit dan salim aja malas. Ya, sudah, nanti aja, deh. Na sebagai seorang ibu, perubahan itu terasa banget. Lewat film ini, orangtua bisa ngasih tahu ke anaknya. Ini, lo, ada orang yang rumahnya begini. Ada orang yang enggak punya uang buat ke dokter. Ini ada anak hebat banget berjuangnya demi orangtua," jelas Nirina Zubir.
EmoticonEmoticon