Dewa757 - Akhir bulan Januari yang lalu kepolisian Bandung menggerebek sebuah pabrik saus tomat dan sambal di kawasan Caringin Bandung. Saus tomat dan sambal yang diproduksi oleh pabrik tersebut mengandung zat kimia yang berbahaya. Bahkan yang mengejutkan, saus tomat dan sambal yang dihasilkan sama sekali tidak menggunakan bahan baku tomat dan cabai sama sekali. Seperti dikutip dari berita ini:
“Sambal dan saus ini bahannya dari ampas tapioka (onggok) 27 kilogram, ekstrak bawang putih 3-4 kilogram, ekstrak cabai leoserin capsikum 0,5 ons, saksrin 50 gram, garam 4 kilogram, cuka 200 gram, pewarna sunset 1 ons, perwarna jenis poncau satu sendok, potasium fospat 50 gram, dan bibit cairan tomat 0,5 ons,” sebutnya.
Jadi saus dan sambal ini, lanjut dia, tidak pakai cabai atau tomat sama sekali. Tapi pakai esens rasa tomat dan cairan kimia ekstrak cabai. Cara pembuatan saus dan sambal tersebut yakni dengan mencampur semua bahan dalam satu drum kemudian dilaruti air panas sebanyak 30 liter. Kemudian setelah itu diaduk.
“Setelah jadi, saus atau sambal tersebut kemudian dikemas dalam bungkus plastik yang sudah diberikan label dan cap serta ada tulisan bahan komposisi yang tidak sesuai dengan sebenarnya,” katanya.
Dia menjelaskan, saus dan sambal itu dipasarkan ke pasar-pasar tradisional di Kota Bandung dan di seluruh Jawa Barat. Pabrik ini sudah beroperasi selama 14 tahun. Dalam sehari, pabrik rumahan tersebut bisa membuat sambal dan saus palsu hingga 200 ton dengan keuntungan mencapai Rp 100 juta per harinya.
Dewa757 - Mengerikan, bukan? Saus semacam inilah yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat bawah karena harganya murah. Para pedagang kaki lima yang menjual bakso, mie ayam, cuanki, capcai, mie goreng, dan lain-lain adalah konsumen utama saus tomat dan sambal yang berbahaya itu. Di pasar-pasar tradisionil mudah ditemukan kedai yang menjual saus dan sambal isi ulang dalam kemasan plastik berkapasitas 1 kg. Pedagang kaki lima yang membelinya lalu memindahkannya ke dalam botol. Warnanya yang merah meriah menggoda konsumen untuk mencampurkannya ke dalam bakso atau mie ayam.
Dikonsumsi satu kali atau dua kali mungkin tidak terlihat efeknya, tetapi jika dikonsumsi dalam frekuensi yang sering dan dalam waktu yang lama, maka efeknya tentu sangat berbahaya bagi tubuh. Salah satu penyakit yang mungkin timbul dari konsumsi zat kimia berbahaya adalah kanker.
Sejak dulu saya selalu menghindari memakai saus tomat dan sambal dari pedagang bakso atau mie ayam kaki lima. Saya tidak percaya itu saus tomat asli atau sambal asli. Sudah lama saya tahu bahwa bahan baku utamanya adalah tepung singkong/tapioka. Mungkin saja ada pabrik yang menggunakan tomat dan cabai beneran, tetapi proporsinya tentu sangat kecil. Rasa tomat dan rasa pedas lebih banyak diperoleh dari penggunaan essens (perasa buatan). Tapi ini masih mendingan daripada pabrik di atas yang sama sekali tidak menggunakan tomat dan sambal, semuanya dalam bentuk ekstrak dan essens, sudah itu lalu ditambah lagi dengan bahan kimia berbahaya.
Kalau saya membeli bakso atau mie ayam dari pedagang kaki lima, biasanya saus dan sambalnya tidak saya pakai. Jika saya membelinya untuk dibawa pulang, maka setiba di rumah saya memakai saus tomat dan sambal botol dari merek yang sudah dikenal di pasaran.
Pengusaha yang memproduksi saus tomat dan sambal palsu mungkin hanya memikirkan untung besar saja, mereka tidak memikirkan (atau tidak peduli) bahaya penggunaan zat kimia yang berbahaya bagi tubuh. Di sisi lain masyarakat kita tidak aware dengan dampak buruk makanan yang mengandung zat kimia berbahaya. Mereka hanya mementingkan harga murah semata. Sudah saatnya masyarakat kita diedukasi untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan tidak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan.
EmoticonEmoticon