Selasa, 30 Agustus 2016

Sleep Apnea, Penyakit yang Dapat Mengakibatkan Kematian

Sleep apnea atau apnea tidur adalah gangguan pernapasan dan berhentinya napas ketika kita tidur. Saat tidur, otot-otot tenggorokan akan menjadi rileks dan lemas. Bagi penderita sleep apnea, pelemasan otot tenggorkan ini akan menyebabkan penyempitan atau bahkan menutup saluran udara.

Tetapi biasanya pelemasan otot tenggorokan ini tidak berpengaruh pada kebanyakan orang. Lebih lanjut, sleep apnea ini membuat kamu tidur jadi tidak nyenyak dan keesokan harinya kamu jadi lelah. Sleep apnea ini ternyata berisiko tinggi bagi tubuh kita, nyatanya penyakit ini meningkatkan tekanan darah dan risiko gangguan jantung.

Sleep apnea sendiri terbagi menjadi dua bagian, obstruksi dan sentral. Obstruksi ini muncul karena otot tenggrokan mengalami relaksasi berlebihan. Kalau yang sentral, itu muncul akibat otak tidak mengirimkan sinyal kepada otot untuk mengatur pernapasan. Pertanyaannya, seberapa berbahayakah sleep apnea?

Sebelum kamu mengetahui seberapa berbahayanya sleep apnea ini, terlebih dahulu kamu harus mengetahui gejala-gejala yang ditimbulkan oleh sleep apnea ini. Para peneliti di Spanyol mengatakan bahwa orang yang menderita sleep apnea tidak akan menyadari kalau dia mengalami gangguan pernapasan ketika tidur.

Ketika sleep apnea ini terjadi, otak yang kekurangan oksigen bisa membangunkan sang penderita untuk membuka kembali saluran pernapasan setelah jeda 10-30 detik atau lebih dan di penderita bisa bernapas kembali. Kondisi ini hanya bisa diketahui apabila ada kelurga, pasangan, maupun teman yang menyadarinya.

Siklus berikut dapat berlangsung ketika penderita tidur, baik siang atau malam hari, tepatnya tidak kenal waktu. Bernapas normal - mulai mendengkur - saluran pernapasan perlahan mulai tertutup - otak segera cepat memberitahu kamu untuk bernapas seperti normal - jeda waktu - terbangun- bernapas dengan sulit - mengambil napas kembali - tidur kembali.

Selajutnya adalah beberapa gejala yang mungkin kamu alami ketika tidur:
  1. Mendengkur dengan keras
  2. Mengalami henti napas dan termengap-mengap
  3. Bernapas dengan berat dan berisik serta kesulitan tidur
  4. Berkeringat secara berlebihan di malam hari
  5. Sering terbangun di malam hari
Nah, sekarang beberapa gejala yang muncul ketika kamu terbangun:
  1. Merasa lelah dan ngantuk di siang hari
  2. Terbangun dengan mulut kering atau tenggorokan terasa sakit
  3. Migran
  4. Konsentrasi terganggu
  5. disfungsi ereksi pada pria
  6. Suasan hati berubah-ubah atau mudah marah
Apabila kamu merasa mengalami beberapa gejala ketika tidur atau terbangun seperti di atas, terutama gejala tersebut menganggu rutinitas keseharian kamu, maka secepatnya temui dokter. Hal ini bertujuan untuk mengetahu pasti penyebabnya dan meminimalkan risiko kesehatan tubuh kamu akibat sleep apnea ini.

Penyebab sleep apnea bisa terjadi adanya reaksi relaksasi dan penyempitan berlebihan pada otot-otot tenggorokan. Akibatnya, kamu jadi susah berbicara, menelan, maupun bernapas. Selajutnya, beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko kamu mengalami apnea tidur:
  • Jenis kelamin. Cenderung terjadi pada lelaki.
  • Memiliki leher yang besar. Berisiko mengalami apnea tidur apabila ukuran leher lebih besar dari 43 cm.
  • Obesitas. Adanya lemak di leher dan perut ini bisa mengakibatkan napas kamu menjadi terganggu
  • Konsumsi obat efek menenangkan. Contohnya obat tidur dan obat bius, hal ini berlaku apabila kamu terlalu sering mengkonsumsinya.
  • Berusia 40 tahun lebih
  • Hidung tersumbat
  • Riwayat keluarga
Untuk pengobatannya yang utama adalah ditangani oleh dokter. Selain oleh dokter, merubah gaya hidup kamu yang kurang baik untuk kesehatan dan dibantu oleh alat bantu pernapasan ketika tidur.

Untuk perubahan gaya hidup, disarankan untuk menjalani pola hidup sehat sebagai awal dari pengobatan sleep apnea. Diantaranya seperti menghindari pengkonsumsian obat penenang dan obat tidur, menjaga berat badan, dan hindari tidur terlentang.


EmoticonEmoticon