Jumat, 14 Oktober 2016

Jonan Dinilai Tak Punya Kemampuan Atasi Sengkarut ESDM

PERAWANGPOS -- Keputusan Presiden Joko Widodo melantik Ignasius Jonan sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sangat disayangkan oleh pemerhati sektor ESDM. Pasalnya, latar belakang Jonan yang tak pernah mengurusi sektor tersebut dianggap sebagai penghalang untuk mengatur tata kelola sektor ESDM menjadi lebih baik.

Direktur Indonesia Resource Studies (IRESS) Marwan Batubara memahami, bahwa Jonan dipilih untuk menciptakan manajemen yang baik. Apalagi dengan status Jonan yang pernah menyandang sebagai Menteri Perhubungan, dan pengalamannya dalam melakukan lobi-lobi politik dinantikan untuk menciptakan tata kelola ESDM yang baik.

"Tapi tetap saja, seharusnya menteri dipilih berdasarkan latar belakangnya di sektor yang berkaitan. Apalagi di sisa pemerintahan yang sedikit lagi, harusnya yang dipilih memang benar-benar bisa menyelesaikan program-program energi sampai selesai," jelas Marwan, Jumat (14/10)

Berbagai persoalan di sektor ESDM yang menggantung sampai saat ini antara lain, masalah relaksasi ekspor bahan galian tambang, program pembangkit listrik 35 ribu Megawatt (MW), harga gas industri yang tinggi, sampai divestasi saham PT Freeport Indonesia.

Lebih lanjut, Marwan berharap hal substansial ini bisa diimbangi dengan kehadiran Arcandra Tahar sebagai Wakil Menteri ESDM yang memiliki pengalaman banyak di sektor minyak dan gas bumi. Namun, ia khawatir kehadiran Arcandra justru malah membuat publik bertanya-tanya.

Ia beralasan, publik pasti tak akan pernah lupa dengan kasus dwikewarganegaraan yang menimpa Arcandra. Dengan ditunjuknya Arcandra, publik bisa menjadi cemas akan agenda tertentu dibalik pengangkatan kembali mantan Presiden Petroneering tersebut.

"Yang dipermasalahkan di sini adalah integritas Wakil Menteri. Kalau misalkan Arcandra punya kasus, lalu diangkat lagi oleh Presiden, saya rasa ini menunjukkan lemahnya kapabilitas Presiden dalam memilih pembantunya. Padahal dulu kalau diingat, Presiden sangat concern dengan integritas. Sampai-sampai pernah mendatangi Komisi Pemberantasan Komisi (KPK) ketika mau memilih menteri ketika zaman baru dilantik," lanjutnya.

Namun, Marwan tetap yakin Jonan dan Arcandra bisa melaksanakan tugasnya dengan baik. "Ini kan hak prerogatif Presiden, mungkin beliau punya pertimbangan lain," lanjutnya.

Sementara itu, pengamat energi dari Reforminer Institute Pri Agung Rakhmanto mengatakan, saat ini harusnya masyarakat tak perlu berpolemik terkait sosok yang tepat untuk mengisi kursi Menteri ESDM. Pasalnya, banyak sekali masalah-masalah energi yang perlu diselesaikan sang Menteri dalam jangka waktu tiga tahun mendatang.

"Sudah bukan saatnya lagi mempertanyakan siapa sosok yang tepat. Kita tunggu saja aksi yang dikerjakan olehnya," ujar Pri.

Sumber : CNN


EmoticonEmoticon