Kamis, 20 Oktober 2016

Ironi, PHK Masal disaat Sentimen Industri Kertas Indonesia Meningkat di Dunia

PERAWANGPOS -- Jakarta,

Bagaimana pergerakan pasar pagi hari ini?

Bursa Amerika, Indeks Dow Jones ditutup di level 18.162,35 atau melemah 0,22% pagi tadi. Pelemahan ini dipicu oleh turunnya harga minyak mentah. WTI Crude Oil pada perdagangan kemarin ditutup di US$ 50,43 per barel atau melemah (-2,27%).

Di Indonesia, pada perdagangan kemarin IHSG ditutup melemah 5,5 poin (-0,11%) di level 5.403,69. Bicara soal perekonomian Indonesia, kemarin Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil rapat Dewan Gubernur BI pada tanggal 19-20 Oktober 2016. Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI 7-Days Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi 4,75%.

Apa dampak yang dihasilkan dari penurunan suku bunga ini? Penurunan suku bunga acuan BI 7 Days Repo ini tentu saja berpengaruh terhadap suku bunga bank lainnya. Dengan demikian, bank-bank lainnya juga akan menurunkan suku bunganya. Ini menjadi sentimen positif untuk kredit/pembiayaan.

Jika bunga kredit turun, banyak orang akan melakukan pembelian rumah dengan cara kredit. Sektor properti termasuk ke dalam barang-barang pokok yang wajib dimiliki seseorang, sehingga ini salah satu sentimen positif untuk sektor properti ini.

Sektor industri dasar, terutama semen, merupakan bahan baku utama dalam pembangunan infrastruktur maupun properti. Itu berarti jika pembangunan properti semakin banyak dilakukan, berarti sektor semen ini juga ikut mendapat sentimen positif. Sehingga saya menyimpulkan bahwa sentimen dari suku bunga acuan BI 7 Days Repo ini akan memberikan dampak terhadap pergerakan sektor perbankan, properti, dan industri dasar.

Sentimen Untuk Industri Kertas

Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia memiliki peluang besar dalam mengembangkan industri pulp (bubur kertas) dan kertas di pasar internasional. Hal ini terjadi karena menurunnya dominasi negara-negara Skandinavia seperti Finlandia, Swedia, dan Norwegia sebagai negara pemasok utama pulp dan kertas di pasar internasional.

Menperin menambahkan, saat ini Indonesia menjadi negara produsen kertas terbesar keenam di dunia. Sedangkan untuk industri pulp, Indonesia menempati peringkat ke sembilan. Pada 2015, kontribusi industri kertas dan barang dari kertas, percetakan dan reproduksi media rekaman dalam pembentukan PDB mampu mencapai Rp 87,7 triliun.

Sedangkan, industri pulp dan kertas nasional memberikan kontribusi terhadap devisa negara masing-masing sebesar US$ 1,73 miliar dan US$ 3,57 miliar. Saham sektor pulp & kertas antara lain: ALDO, DAJK, FASW, INKP, INRU, KBRI, SAIP, SPMA, TKIM.

Sumber : Detik Finance


EmoticonEmoticon