Sebuah hubungan percintaan pasti menginginkan sebuah akhir yang manis dan indah. Dengan saling mengenal dan memahami untuk menjalani kisah hidup yang baru. Pernihana menjadi awal menuju sebuah kebahagiaan hakiki. Hal itulah yang ingin ditunjukan sepasang pengantin asal Xinxing, China.
Hari indah yang sudah jauh hari direncanakan oleh sepasang pengantin, Zhou Tian dan Wang Lei, ternyata tidak sesuai harapan. Pernikahan akan diselenggarakan pada 9 Juli lalu dengan mengundang sebanyak 300 tamu. Namun yang terjadi, tamu undangan yang datang hanya 10 orang.
Apa daya, sebagian besar tamu yang diundang tak kunjung datang karena ada banjir melanda kota dimana tempat pernikahan itu diselenggarakan. Pesta pernikahan yang megah di sebuah gedung kota Xinxiang hampir hampa belaka. Akhirnya kebahagiaan yang seharusnya menyertai mereka berdua, sudah dibuayarkan oleh bencana tersebut.
Mempelai wanita menangis tak terhentikan, tak percaya kalau hari bahagia ini harus dalam sekejap. Namun demikian, Zhou berusaha tabah dan menghibur Wang dengan mengatakan bahwa dia tetap bahagia selama dia memiliki pria yang dicintainnya.
Cerita mereka diawali ketika kota tempat tinggal mereka terguyut hujan parah dari pagi hingga jalanan menjadi banjir. Saat hari pernikahan itu tiba, Zhou dengan sigapnya bangun lebih awal lantaran dia bakal dirias. Sementara calon suaminya, Wang, juga kesulitan untuk datang menjemput Zhou dari rumahnya karena kondisi cuaca yang tidak menguntungkan.
Kemudian Zhou mengatakan kepada Wang lewat pesan singkat bahwa banjir di daerah rumahnya telah mencapai pinggang. Sementara Wang membalas pesang singkat tersebut yang mengatakan kemungkinan tidak akan bisa pergi dan menjemputnya. Mendengar hal itu, membuat Zhou tertekan dengan kepanikannnya dan menangis.
Pada jam 10:00, Zhou selesai dirias dan kemudian mengenakan gaun pengantin yang sudah dipersiapkan sambil menunggu calon suami menjemputnya. Waktupun terus berjalan, Wang akhirnya tiba dirumah Zhou sekitar jam 13:00. Kedatangannya Wang dengan kondisi basah kuyup dan hanya memakai sendal jepit dan baju pelampung.
Sayangnya Wang tidak datang bersama tamu undangan layaknya tradisi pernikahan China pada umumnya. Melihat kejadian itu, membuat Zhou menitikan air mata dan segera menghambur dan memeluk Wang.
Dalam kesedihan dan tangisannya Zhou berkata, "Walaupun kita tidak memiliki tamu, itu bukanlah masalah yang besar. Tidak apa-apa kita tidak punya kemeriahan dengan sorakan dan kembang api. Walaupun kamu datang tidak terlihat seperti mempelai pria serta basah kuyup, itu tidak jadi masalah selama aku memiliki kamu."
Mendengar perkataannya itu, membuat hati penata rias Zhou tersentuh sampai dia menulis serta menyebarkannya di media sosial WeChat. Setelah selesai 'merovolusi' pasangan pengantin, akhirnya mereka berangkat ke hotel tempat resepsi dengan mengendarai mobil menempuh cuaca yang sangat ekstrim.
Ketika mereka tiba empat jam terlambat dari jadwal seharusnya, pihak hotel menghampiri pasangan pengantin tersebut dan mengatakan kalau para juru masak tidak dapat hadir lantaran cuaca saat ini tidak menguntungkan.
Mendengar pemberitahuan pihak hotel, Zhou kemudian berbisik kepada Wang, "Apa pun yang terjadi, aku akan menikahimu." Mendengar hal itu membuat Wang bangkit lagi dari terpurukannya yang sedang melada suasana hatinya.
Mereka berjalan di tengah ruang resepsi dan ternyata dari sekian banyaknya undangan yang tersebar, ternyata hanya 10 tamu yang datang. Walaupun hanya tamu yang datang sedikit, kedua pengantin itu tetap bersyukur dan melanjutkan respesinya.
Namun, ketika kisah mereka terlebar luas di media sosial, membuat ribuan orang terpukau dan tersentuh mendengar kisah yang dilaluinya dan akhirnya ribuan orang itu pun menyampaikan ucapan selamat kepada pengantin baru dari kerabat dengan maupun yang tidak dikenalinya.
"Takdir pun mempertemukan kalian berdua, mencapai cinta yang paling hakiki. Yakinlah perjodohan kalian berjalan atas kehendak-Nya. Selamat atas kalian berdua, salamat berbahagia untukmu, atas pernikahanmu," kata seseorang pengguna media sosial.
EmoticonEmoticon